Rabu, 05 Februari 2014

percayalah walalakhiroti khoirul laka minal ula


Pernahkah anda membaca dalam Al-Quran ayat Walal Akhiroti Khoirullaka Minal Ula? Tahukah anda arti dan maksudnya? Jika tidak mari kita membahasnya!

Ayat tersebut terdapat dalam surat Ad-Dhuha ayat ke-4. Terjemahnya ialah " Dan ahirat itu lebih baik bagi kamu dari yang awal" Dalam ayat diatas, ada kata 'Ula'.  yang berarti yang awal atau pertama. Maksud dari kata 'yang awal' (Ula) di atas merupakan dunia yang seang kita diami sekarang.

                        Dalam ayat itu pula, terdapat kata Khoir yang berarti lebih baik. Kata khoir ini dalam istilah bahasa arab biasa disebut dengan isim tafdhil ( isim pembanding ). Isim tafdhil ini berfungsi untuk membandingkan dua hal yang berbeda. Satu dari dua tersebut ada yang lebih. Apakah itu lebih  baik atau lebih buruk. Kata khoir ini karena secara etimologi berarti lebih baik, maka ia menunjukkan dua hal yang berbeda yang mana salah satunya lebih baik. Kita kembali pada kalimat di atas.

                        Walal Akhioti Khoirul Laka Minal Ula

                        Pada ayat di atas, kata 'khoir' ini membandingkan antara akhirat dan yang awal (baca: dunia). Karena kata akhirat diletakkan di awal, dan kata Ula dietakkan di akhir, maka kata khoir ini membandingakan bahwasannya akhirat itu lebih baik dari dunia. Sesuai denagan terjemahnya " Dan akhirat itu lebih baik dari pada dunia"

                        Ayat tersebut menegaskan bahwa akhirat itu lebih baik dari pada dunia. Pernyataan ini memang benar. dikatakan bahwasannya kasih sayang dan kenikmatan yang Allah berikan itu terbagi. Kasih sayang dan kenikmatan yang Allah berikan di dunia dan di akhirat tidak sama. Terdapat pebandinan yang jauh. Apabila kasih sayang  dan kenikmatan yang Allah berikan itu kuantitasnya 100, maka kasih sayang dan kenikmatan yang Allah berikan di dunia hanya 1. Kasih sayang dan kenikmatan yang kuantitasnya hanya 1 ini diberikan oleh Allah kepada seluruh umat manusia.Baik mu'min atau kafir. Baik muslihin atau pun mufsidin. Semuanya mendapat nikmat Allah yang kuantitasnya hanya satu ini. Kemudian bagaimana denga kasih sayang  dan nikmat Allah yang lainnya? Bagaimana dengan nikmaat Allah yang 99?

Sisanya, kasih sayang dan nikmat Allah yang 99 ini diberikan olehnya di akhirat nanti, tepatnya di surga. Kasih sayang dan nikmat yang kuantitasnta 99 ini hanya diberikan kepada sebagian kecil manusia, mereka itu ialah yang muslimin, mu'minin dan muslihin.
            Di surga, Allah benar-benar mengasihi, menyayangi dan memanjakan hamba-Nya. Apa pun keinginan hamba-Nya akan ia penuhi. Apa pun impian hamba-Nya akan sekejap terjadi. Ketika seorang hamba di surga menginginkan sesuatu, maka Allah akan langsung memberikannya. Selintas ia berazam dalam hati ingin 'A', maka tuhan Allah akan segera mengadakan 'A'  itu untuk hambanya. Berbeda dengan hamba Allah yang masih berada di dunia. Ketika ia mengingini sesuatu, ia masih harus berusaha keras untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Maka jelaslah sudah bahwa kasih sayang dan kenikmatan Allah di dunia dan akhirat memiliki perbandingan yang signifikan.Kasih sayang dan kenikmatan Allah , baik kuantitas maupun kuantitasnya lebih baik dan lebih banyak Ia berikan di akhirat, tepatnya di surga. Wallohu 'Alamu Bis Showab